artikelmanova

Analisis MANOVA Satu Arah untuk Melihat Perbedaan Status Gizi Balita Berdasarkan Wilayah Pembangunan Utama di Indonesia Tahun 2017

Nama penulis : Muhammad Iqbal, Inas Salsabila, Dwi Astiti Syahbani, Januaria Douw, Marzuki, Asep Rusyana

Jurnal : Journal of Data Analysis

Volume : 3

Tahun penerbitan : 2020

Jumlah halaman : 11 halaman

Novelty Artikel : tidak ada


Indonesia merupakan sebuah negara yang masih berupaya melakukan pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya kesehatan, khususnya pada anak. Perlu dilakukan penilaian terhadap aspek kesehatan tersebut untuk mengetahui bagaimana pemerataan pembangunan yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian tersebut menggunakan metode MANOVA dengan melihat perbedaan persentase balita menurut status gizi sangat pendek, pendek, dan normal berdasarkan empat wilayah pembangunan utama di Indonesia, serta melihat wilayah manakah yang memberikan perbedaan pengaruh pada persentase tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah pembangunan berpengaruh terhadap persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal. Kemudian tidak ada perbedaan pengaruh antara masing-masing wilayah pembangunan terhadap persentase balita menurut status gizi sangat pendek dan normal di Indonesia. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemerataan pembangunan pada wilayah pembangunan utama di Indonesia belum tercapai. 

Setiawan (2017) melakukan penelitian sebelumnya, terutama pada penilaian kesehatan anak. Penelitian berjudul “Analisis One-Way MANOVA Data Komposisi Kesehatan Anak di Pulau Jawa Tahun 2013” melaporkan persentase bayi yang divaksinasi BCG, polio 1, dan campak. Ada efek yang berbeda pada BCG masa kanak-kanak, polio 1, dan tingkat vaksinasi campak [3]. Lestari (2018) melakukan penelitian lain yang berjudul “Analisis MANOVA Satu Arah Data Status Gizi Anak di Indonesia Tahun 2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan status gizi anak di bawah 5 tahun antar negara bagian di Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan status gizi anak usia 0-59 bulan antar negara bagian di Indonesia, dan berdasarkan studi banding menunjukkan bahwa rata-rata setiap kelompok status gizi memiliki status yang berbeda [4]. Dari penjelasan di atas diduga pembangunan kesehatan di Indonesia belum merata, sehingga peneliti harus melakukan penelitian serupa dengan menggunakan metode MANOVA satu arah, yang secara khusus mencakup penilaian kesehatan anak. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa kawasan utama pembangunan Indonesia dan variabel terikat berupa proporsi balita menurut status gizi dan indeks tuberkulosis/U. Indonesia telah berkembang selama ini. dibuat oleh pemerintah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh daerah berkembang utama terhadap proporsi balita karena status gizi dengan menggunakan indeks tuberkulosis / U. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui daerah perkembangan mana yang berada di bawah. Dampak status gizi terhadap proporsi balita menurut indeks TB/U di seluruh Indonesia.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 

  1. Wilayah pembangunan berpengaruh terhadap persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal. Artinya persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal berbeda-beda sesuai wilayah pembangunan karena wilayah pembangunan mempengaruhi persentase balita dengan kedua status gizi tersebut. 
  2. Tidak ada perbedaan pengaruh antara wilayah pembangunan A, B, C, dan D terhadap persentase balita menurut status gizi sangat pendek dan normal di Indonesia. Artinya masing-masing pasangan wilayah pembangunan A dan B, A dan C, A dan D, B dan C, B dan D, serta C dan D tidak memiliki perbedaan pengaruh yang nyata terhadap persentase balita menurut status gizi sangat pendek dan normal di Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini